Minggu, 28 April 2013

PROFIL PETANI DAN USAHA TANINYA

Diposting oleh Unknown di 18.13

Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah sawi.
Dewasa ini telah banyak jenis-jenis sayur yang dapat dengan mudah ditemui. Hampir seluruh petani kini memakai bahan-bahan kimia dalam penanganan usaha taninya. Padahal dengan menggunakan bahan organik dalam sistem pertaniannya maka akan lebih menghemat pengeluaran. Karena bahan-bahan organik seperti pupuk dan pestisida dapat diproduksi sendiri.
1.2  Identifikasi Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan pertanian organik?
2.      Tanaman apa saja yang ditanama oleh Pak Mulyono?
3.      Bahan organik apa saja yang digunakan Pak Mulyono?
4.      Bagaimana cara memilih bibit sawi yang bagus?
5.      Bagaimana cara penanaman sayuran sawi?
6.      Bagaimana cara pemeliharan sawi yang baik?
7.      Hama apa saja yang menyerang sawi?
8.      Manfaat apa yang ada pada sawi?
9.      Kandungan apa saja yang terdapat pada sawi?

1.3  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pertanian organik?
2.      Bagaimana cara penanaman sawi?
3.      Hama apa saja yang menyerang tanaman sawi?
4.      Manfaat apa yang ada pada sawi?
5.      Kandungan apa saja yang ada pada sawi?

1.4  Tujuan Penulisan
1.Sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian (PIP).
2. Untuk mengetahui usaha tani yang menggunakan bahan organik.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menanam sayur-sayuran orgnik, seperti sawi.



1.5  Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan melalui observasi dengan metode wawancara.

1.6  Manfaat Penelitian
1.      Mengetahui berbagai macam sayuran organik yang ditanam Pak Mulyono.
2.      Menegetahui cara menanam sawi daging.
3.      Mengetahui berbagai macam hama yang menyerang sawi.
4.      Mengetahui kandungan serta manfaat sawi.
  


Bab II
Pembahasan

2.1 Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Kalau berbicara tentang pertanian organik maka, pasti berhubungan dengan tanaman organik. Tanaman organik adalah tanaman yang sistem peliharaanya menggunakan bahan-bahan organik. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik pertanian organik adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.
Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab.
2.2 Profil Petani
Nama               : Mulyono
Umur               : 54 tahun
Hobby             : Bertanam
Pendidikan      : SD
Nama Istri       : Meia Cindrawati
Nama Anak     : Devi Ibing
              Devi Ibung
2.3 Usaha Tani
Dewasa ini petani mulai enggan untuk bertani menggunakan teknik pertanian organik. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pertanian ini adalah berbagai bahan pendukung pemeliharaan tanaman yang bersifat kimia mudah didapat dan sampai sekarang masih bersubsidi.
Ada beberapa petani yang menggunakan teknik pertanian organik. Salah satunya adalah Bapak Mulyono yang berasal dari Batu. Beliau menanam sayuran dengan teknik pertanian organik. Tidak hanya sayuran namun juga beberapa buah yang beliau tanaman menggunakan teknik pertanian organik ini.
Ada beberapa jenis sayuran yang beliau tanam dalam lahan seluas 1,4 hektare yang beliau miliki. Diantaranya adalah sawi daging, brokoli (putih dan hijau), bawang pre (daun bawang), andewi merah, lorenzo, kailan dan siomak. Diantara sayuran yang disebutkan diatas, sawi daging adalah sayuran yang banyak dipesan (diorder).
Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.
2.4 Cara Penanaman Sawi
2.4.1 Pemilihan Bibit
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan  digunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus diperhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang digunakan dari hasil pananaman haruslah diperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan.
2.4.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara umum adalah melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan digunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.
Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.
2.4.3 Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm. Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 1 - 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
2.4.4 Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
2.4.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengann benih tidak lebih dari 3 tahun.
2.4.6 Panen dan Penanganan Pasca Panen
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.
Ada dua tahap pemanenan untuk sawi daging yang dilakukan Pak Mulyono yakni; yang pertama untuk sawi yang berukuran kecil atau biasa disebut baby dan untuk yang berukuran besar. Untuk pemanenan baby membutuhkan waktu sekitar 2 minggu setelah dipindahkan kebedengan. Dan untuk sawi yang berukuran besar dapat dipanen kurang lebih 4 minggu setelah dipindahkan kebendengan.
Pesanan atau order sayur produksi Pak Mulyono ini telah menembus supermarket. Hampir setiap hari selalu ada pesanan.
Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1.Pencuciandan pembuangan kotoran
2.Sortasi.
3.Pengemasan.
4.Penympanan.
5.Pengolahan.
2.3 Hama dan Penyakit

2.5 Hama pada tanaman sawi
Ada beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang sawi, yakni ;
1.Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2.Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3.Siput (Agriolimas sp.).
4.Ulat Thepa javanica.
5.Cacing bulu (cut worm).

Penyakit pada tanaman:


1.Penyakit akar pekuk.
2.Bercak daun alternaria.
3.Busuk basah (soft root).
4.Penyakit embun tepung (downy mildew).
5.Penyakit rebah semai (dumping off).
6.Busuk daun.
7.Busuk Rhizoctonia (bottom root).
8.Bercak daun.
9.Virus mosaik.

2.6 Manfaat Sawi
  1. Biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau pangsit
  2. Mampu menangkal hipertensi, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker.
  3. Menghindarkan ibu hamil dari anemia.
  4. Dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke, dan jantung koroner.
  5. Sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk.
  6. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah.
  7. Memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
2.7 Kandungan dalam Sawi
Sawi banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber).
Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium. Vitamin K juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan kalsium di dalam tulang dan darah, sehingga dapat menjaga tulang dari proses osteoporosis. Selain it juga digunakan untuk menangani kanker karena dapat bertindak sebagai racun bagi sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang sehat.
Vitamin A berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, selsel membran akan kering dan mengeras, dan bila tidak segera diobati akan menyebabkan kebutaan.
Peran utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular endothelium. Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidraksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen penting. Selain itu, vitamin C sangat berperan dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres.
Peran Asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan kunci pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam sumsum tulang. Asam folat juga terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin.
Kandungan Kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah.
Kandungan Mangan pada sawi digunakan untuk proses metabolisme tubuh, sedangkan triptotan merupakan protein utama penghubung antarsaraf dan pengatur pola kebiasaan (neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan, kesadaran, persepsi atas rasa sakit, dan pola tidur.
Kandungan Vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. Selain itu juga berperan baik untuk mencegah penuaan.


Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Meski banyak petani yang memilih usaha taninya dengan memakai bahan kimia, namun tidak untuk Pak Mulyono. Beliau begitu eksis dengan usahanya dibidang pertanian dikhususkan pada tanaman sayur-sayuran. Beliau dengan sangat percaya diri memakai bahan-bahan organik yang sampai saat ini membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Tidak hanya dari hasil panen yang sangat bagus jika memakai bahan-bahan organik namun dalam hal finansialpun sangat memuaskan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ardisty Blog's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea