A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi yang semakin maju banyak masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi dan ramah lingkungan. Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
B. TUJUAN
1. Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organic adalah sebagai berikut :
Ø Melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta keragaman dalam bidang pertanian.
Ø Memasyarakatkan kembali budi daya organic yang sangat bermanfaat dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga menunjang kegiatan budi daya pertanian yang berkelanjutan.
Ø Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan produk – produk pertanian bebas peptisida dan bahan kimia pertanian lainnya.
2. Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka pendek yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organic adalah sebagai berikut :
Ø Mengembangkan dan meningkatkan minat petani pada kegiatan budi daya organic baik sebagai mata pencaharian utama maupun sampingan yang mampu meningkatkan pendapatan tanpa menimbulkan terjadinya keruskan – kerusakan lainnya.
Ø Mempertahankan dan melestarikan produktivitas lahan, sehingga lahan mampu memproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang maupun yang akan datang.
C. TINJAUAN PUSTAKA
a. Gambaran umum rencana usaha
Kami akan melakukan sosialisasi tentang pertanian organik kepada masyarakat atau petani agar meningkatkan produktivitas dan menyediakan pangan dalam negeri,dan juga dapat meningkatkan sumber pertanian organic di Indonesia.
D. METODE PEMBELAJARAN
a. Bagan struktur pelaksanaan
b. System pertanaman berkelanjutan
E. PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN PERTANIAN ORAGANIK
Pertanian organik berkembang secara cepat terutama di negara – negara Eropa, Amerika, dan Asia timur ( Jepang, Korea, Taiwan ). Di Asia, terutama di daratan China, pertanian organic dilaksanakan sebelum pupuk kimia diperkenalkan secara meluas pada tahun 1960. Sistem ini selama berabad – abad mencukupi pangan penduduk terpadat di dunia yang pada saat ini telah melampaui satu milyar. Petani China dalam mempertahankan dan meningkatkan kesuburan lahan pertanian dengan cara menambahkan endapan lumpur danau atau sungai.
Melalui program revolusi hijau, produksi pangan dunia meningkat secara dramatis, sehingga mampu mengatasi kerawanan pangan terutama di negara – negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Peningkatan produksi pangan tidak terlepas dari penggunaan produk teknologi moderrn seperti benih unggul, pupuk kimia, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan pertanaman monokultur. Akan tetapi pada kenyataannya program revolusi hijau hanya dapat bertahan dengan sumber daya tanah dan air yang baik, serta infrastruktur yang memadai.
1. Prinsip Pertanian Organik
Masalah yang sering timbul adalah kesalahan persepsi tentang pertanian organik yang menerapkan masukan teknologi berenergi rendah. Ada yang berpendapat system pertanian dengan masukan teknologi berenergi rendah adalah bertani secara primitif atau tradisional, seperti yang dikembangkan oleh nenek moyang kita turun – menurun sebelum diperkenalkan pertanian modern. Sebetulnya sistem pertanian ini tetap memanfaatkan teknologi modern, termasuk benih hibrida berlabel, melaksanakan konservasi tanah dan air, serta pengolahan tanah berasaskan konservasi.
Sudah saat nya kita mulai memperhatikan sistem pertanian yang sepadan baik dari lingkungan fisik maupun lingkungan social ekonomi. Meskipun budidaya organik dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan kepada pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan, termasuk konservasi. Faktor – factor kebijakan pemerintah sangat menentukan arah pengembangan sistem pertanian sebagai unsur pengembangan ekonomi.
Memperhatikan pengalaman studi agroekologi pertanian tradisional di wilayah tropika basah, maka prinsip system oragnik dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan pertanian organik.
Prinsip pertanian organik dapat diterapkan sebagai berikut :
· Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.
· Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerap hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani..
· Membatasi terjadinya kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit.
Prinsip di atas dapat diterapkan pada beberapa macam teknologi dan strategi pengembangan. Masing – masing prinsip tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap produktivitas, keamanan, dan identitas masing – masing usaha tani, tergantung pada permintaan pasar.
Pada prinsipnya, aliran hara terjadi secara konstan. Unsur hara yang hilang atau terangkut bersama hasil panen, erosi, dan pelindian harus di gantikan. Untuk mempertahankan sistem usaha tani tetap produktif dan sehat, maka jumlah hara yang hilang dari dalam tanah tidak melebihi hara yang ditambahkan, atau harus terjadi keseimbangan hara di dalam tanah setiap waktu.
2. Usaha Tani Berkelanjutan Memperbaiki Unsur dan Daur Hara
Cukup banyak faktor yang mempengaruhi aliran hara dari dan ke petak tanaman. Memanen hasil menyebabkan kehilangan hara tanah, kehilangan terjadi lebih besar pada tanaman pakan daripada biji – bijian. Contoh, panen jagung pakan menyebabkan kehilangan P dan K. sedangkan memanen tanaman sayuran akan mengekspor hara dalam jumlah bervariasi, tetapi hal ini sangat tergantung pada jenis sayurannya. Kehilangan hara yang tidak diharapkan terjadi melalui :
· Erosi tanah ( oleh limpasan air / angin ).
· Pelarutan hara melalui limpasan atau pelindian.
· Kehilangan bentuk gas ( terutama N dalam bentuk amoniak (NH3) dan kehilangan nitrogen bentuk gas N2 dan N2O melalui denitrifikasi.
Erosi tanah melalui limpasan aliran permukaan menyebabkan kehilangan hara tanah pertanian dalam jumlah yang cukup besar. Menekan kehilangan hara sampai arah minimum merupakan salah satu tujuan pertanian berkelanjutan. Beberapa teknik dapat digunakan untuk membantu menekan kehilangan hara, pengolahan dan penanaman berasaskan konservasi, saluran air yang ditanami rumput, pemanfaatan tanaman dengan sistem pertanian organik bahkan jenis tanaman penutup tanah dalam pergiliran tanaman, pemanfaatan bahan pembenah tanah yang terurai lambat seperti pupuk kandang dan kompos yang dikombinasikan secara seimbang dengan pupuk kimia untuk mempertahankan ketersediaan hara yang sepadan dengan kebutuhan tanaman.
3. Sumber Pupuk Organik
Pupuk organik yang dapat di gunakan seperti pupuk kimia adalah kompos, pupuk kandang, azola, pupuk hijau, limbah industry, limbah perkotaan termasuk limbah rumah tangga. Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik, ialah kandungan unsure hara rendah yang sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat, menyediakan hara dalam jumlah terbatas.
Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah sebagai berikut : mempengaruhi sifat fisik tanah, mempengaruhi sifat kimia tanah, mempengaruhi sifat biologi tanah dan, mempengaruhi kondisi sosial. Penggunaan pupuk organik juga mempunyai kelemahan, di antara nya ialah : 1. Diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman, 2. Hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi, 3. Dan b ersifat ruah, baik dalam pengangkutan dan penggunaannya dilapangan.
Apabila pemurnian pada saat proses pembuatan pupuk organik tidak cukup baik, maka limbah cair dan komponen padat yang berasal dari limbah perkotaan dan bahan organik lainnya mempunyai potensi yang tinggi dalam meracuni kesehatan manusia. Logam berat dan senyawa lain yang dikandung limbah industry dan limbah permukiman merupakan sumber potensial senyawa beracun yang kemungkinan terakumulasi di dalam tanah dan diserap oleh tanaman, dimakan oleh ternak dan akhirnya oleh manusia. Pupuk organik kemungkinan juga membawa bibit penyakit yang mempengaruhi tanaman, ternak maupun manusia. Kendala ini kemungkinan besar dapat diatasi. Untuk memecahkan masalah ini diperlukan penelitian sebagai komponen penting dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik.
Setelah memperhatikan positif dan negatif dari penggunaan bahan organik, yang penting sekarang bagaimana cara mengubah orientasi petani yang telah terbiasa menggunakan pupuk kimia kembali membiasakan menggunakan pupuk organik. Pengertian yang harus diberikan bahwa bahan organik mengandung lebih banyak unsur dalam bentuk tersedia yang diperlukan tanaman, hara yang terkandung dilepaskan secara perlahan – lahan sehingga ketersediaan hara sesuai dengan pertumbuhan tanaman, dan pupuk organik memperbaiki sifat fisiko – kimia dan biologi tanah.
Penggunaan pupuk organik cukup besar karena didorong oleh pemahaman peranan bahan organik dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Terjadinya kenaikan N, P, K dan tanah karena pemberian kompos dalam jangka panjang. Pemberian kompos jangka panjang juga mampu meningkatkan aktivitas mikrobia penyemat nitrogen melalui peningkatan kandungan bahan organik tanah yang mudah terkomposisi, meningkatkan nutrisi tinggi pada tanah dan banyak menyediakan makanan untuk tanaman.
4. Praktek Pengelolaan Tanah, dan Tanaman
Pengelolaan tanah dan tanaman akan berpengaruh pada sifat biologi tanah terutama terhadap aliran dan daur ulang hara. Praktek pengelolaan tanah dan tanaman berpengaruh terhadap :
1. Jumlah bahan organik yang dikembalikan ke dalam tanah (jenis tanaman, besarnya hasil panen, dan pemanfaatan hasil panen menentukan jumlah residu yang dikembalikbertan ke dalam tanah dan secara langsung berpengaruh terhadap jumlah makanan yang tersedia bagi kehidupan mikroorganisme tanah).
2. Lamanya dalam setahun tanah ditumbuhi tanaman ( makin lama tanah ditumbuhi tanaman maka tampak pertumbuhan dan populasi mikoriza makin besar demikian juga ketahanan tanah terhadap erosi juga makin besar ).
3. Penggunaan bahan kimia akan bersifat mendorong perkembangan mikroorganisme tertentu ( penggunaan pestisida secara drastic akan mematikan organisme target dan non target sehingga merubah komposisi organisme ).
4. Jumlah hara yang tersedia dan pH tanah ( dipengaruhi jenis dan jumlah pupuk serta bahan pembenah tanah yang digunakan ).
5. Sifat fisik tanah ( pemadatan, penghawaan, status kelangasan, infiltrasi dan kemampuan mengikat air sangat dipengaruhi jumlah residu, sistem pengolahan dan sistem irigasi yang diterapkan ).
Cukup banyak contoh lain tentang pengaruh pengelolaan tanah dan tanaman terhadap kehidupan biologi tanah. Seperti dapat dilihat dalam pengaruh pengelolaan tanah terhadap kegiatan biota tanah dan proses biologi dalam hubungannya dengan fungsi produktif dan perlindungan ekosistem. Berikut ini merupakan contoh yang banyak dibahas dalam literatur.
6. Jangka Panjang Pertanian Organik dan Pertanian Konvensional terhadap Biota Tanah dan Kesuburan Tanah
Berdasarkan teori suksesi dalam ekosistem, maka proses ini tidak dapat dilepaskan dari fungsi produktif atau fungsi perlindungan dalam ekosistem itu sendiri. Dalam ekosistem alami produktivitas dipertahankan oleh struktur biologi dan struktur fisik ekosistem untuk mempertahankan kesuburan tanah dan stabilitas keseimbangan biotik. Mengankut hasil panen dan residu tanaman yang umum dilaksanakan dalam pertanian konvensional mengakibatkan usaha pemulihan kembali kesuburan tanah dan stabilitas biotik menjadi lebih sulit. Hal ini menyebabkan ketergantungan tinggi pada masukan dari luar usaha tani, dalam bentuk pupuk dan pestisida untuk mempertahankan produksi tanaman tetap tinggi dan menekan hama dan penyakit. Selanjutnya berdasarkan teori ekosistem bahwa pertanian organik cenderung mendorong fungsi perlindungan ( kesuburan tanah dan stabilitas sistem ) daripada sistem konvensional, terutama di tinjau dari keanekaragaman biota tanah, kehidupan mikroorganisme yang hidup bersimbiosis mikoriza, yang mampu mengatur keseimbangan sehingga mengguntungkan kehidupan di dalam tanah.
Meningkatnya efisiensi energy didalam tanah, struktur tanah yang lebih baik, dan meningkatnya efisiensi hara dan energi keseluruhan agro ekosistem yang dikelolah secara organik. Suatu hal yang cukup nyata bahwa dalam pertanian organik, mikroorhanisme tanah mempunyai peranan penting pada pembentukan struktur dan dinamika unsur hara.
7. Manfaat pertanian Organik
1. Kesehatan
· Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibanding pertanian konvensional. Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C, kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.
· Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.
· Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan (2) Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.
2. lingkungan
a. Kualitas Tanah
Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.
Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik - teknik sebagai berikut :
· Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.
· Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah.
· Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
· Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring untuk mencegah erosi.
· Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
· Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
· Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni mikroorganisme tanah dan merusak struktur tanah.
b. Kualitas
Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian lestari. Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik.
c. Kualitas Udara
Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut.
d. Pengelolaan Limbah
Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.
e. Keanekaragaman Hayati
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.
B. MENGEMBANGKAN PERTANIAN ORGANIK YANG BERKELANJUTAN PERTANIAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Pengertian umum yang saat ini banyak digunakan untuk memahami pertanian berkelanjutan adalah setiap prinsip, metode, praktek,dan falsafah yang bertujuan agar pertanian layak dan menguntungkan secara ekonomi, secara ekologi dapat di pertanggung jawabkan, secara social dapat dapat diterima berkeadilan dan secara berbudaya sesuai dengan kondisi setempat. Ciri-ciri pertanian berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
1. Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin keamanan pangan di dalam negeri
2. Mampu menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas gizi yang tinggi serta menekan atau meminimalkan kandungan bahan-bahan pencemar kimia maupun bakteri yang membahayakan.
3. Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah, tidak meningkatkan erosi, dan menekan ketergantungan pada sumber daya alam yang tak terbarukan.
4. Mampu mendukung dan menompang kehidupan masyarakat pedesaan dengan meningkat- kan kesempatan kerja, menyediakan penghidupan yang layak dan mapan bagi para petaninnya.
5. Tidan membahayakan bagi kesehatan masyarakat yang bekerja atau hidup di lingkungan pertanian , dan bagi yang mengkonsumsi hasil-hasil pertanian.
6. Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan pertanian dan pedesaan serta melestarikan sumberdaya alam dan keragaman hayati.
1. Pelestarian Produksi Pertanian
Hasil panen secara fisik merupakan ukuran keberhasilan kelestarian produksi pertanian, dengan alasan pertumbuhan dan hasil pertanian sangat tergantung pada banyak faktor, termasuk tanah, iklim, hama dan penyakit. Tetapi pengukuran kelestarian semacam ini memerlukan kesediaan data yang baik dalam kurun waktu yang lama, sehingga kecendrungan hasil yang terukur dalam jangka panjang harus di pisahkan dari data akibat variasi iklim dan pengolahan yang kurang baik. Dengan demikian, akan lebih baik apabila kita mempunyai indikator tanah dan peramalan yang dapat digunakan lebih awal dalam memberikan peringatan kemungkinan terjadinya penurunan hasil, karena banyak faktor yang mempengaruhi perubahan kesuburan tanah yang tejadiscara sangat lambat.
Walaupun tampak lebih sderhana untuk menerapkan system kelestarian alam penggunaan lahan yang berlaku secara keseluruhan, tetapi dalam prateknya sangat sulit untuk di terapkan, bahkan tidak banyak membantu. Hal ini karena system pertanian yang berkembang disuatu tempat sangat tergantung pada faktor local misalnya jenis tanah, kesuburan tanah, iklim, ketersediaan air, pengelolaan tanah, ketersediaan modal, dam masing-tempat memiliki masalah yang berbeda (Susanto,1997)
2. Konsep Produktivitas Tanah
Produktivitas tanah bersifat sangat kompleks dan dinamis dalam bidang pertanian. Produktivitas dipengaruhi bermacam-macam faktor, baik bersifat alami maupun buatan. Sebagai faktor alami produktivitas tanah termasuk kapasitas pengikatan air, dan senyawa lainnya, sifat kimia termasuk kemampuan memasok hara dan daya sanggah tanah, sedangkan sifat biologi seperti aktivitas mikrobia dan kemampuan menekan penyakit. Faktor buatan termasuk pengelolaan tanaman, lahan, dan tanah secara nyata mempengaruhi produktivitas tanah. Dapat di tambahkan faktor pengelolaan iklim dan budi daya secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Produktivitas tanah mempunyai kelenturan (flexibility) yang tinggi dan menanggapi perubahan faktor yang alami.
Produktivitas tanah dapat ditingkatkan hanya melalui pengolaan lahan, tanah dan tanaman secara terpadu. Dengan demikian pemahaman serbacakup (comprehensive) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tanah dengan memperhatikan semua faktor yang berpengaruh di kenal sebagai pembangunan tanah secara terpadu.
Pada saat ini pandangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Persoalan besar yang terjadi di sebabkan oleh pencemaran tanah, air dan udara, sehingga menyebabkan terjadinnya degradasi dan kehilangn sumberdaya alam serta penurunan produktivitas tanah. Pertanian berbasis kimia yang mempunyai ketergantungan cukup besar pada pupuk dan pestisida telah mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan yang dihasilkan,kesehatan dan kehidupan lainnya. Dengan perhitungan generasi yang akan datang, maka pertanian organik menghasilkan interaksi yang bersifat dinamis antara tanah, tanaman, hewan, manusia, ekosistem, dan lingkungan.
3. Standart baku dan kendali mutu
Organisasi pertanian organik dunia mempunyai peraturan yang berhubungan dengan proses produksi dan prosedur pengolahan hasil. IFOAM (international federation of organic Agriculture Movement) telah mengembangkan standart baku pertanian organik yang dapat digunakan untuik menyusun kendali mutu (quality control) dan sertifikasi nasional. Pada masa yang akan datang dengan makin meningkatnya permintaan bahan pangan akrab lingkungan dan menyahatkan di tingkat nasional maupun global, maka bagaimanapun juga masalah kendali mutu dan sertifikasi sudah harus diperhatikan. Kita harus mulai menyiapkan konsep kendali mutu dan stadar baku pertanian organik dengan mengacu pada standar baku IFOAM yang di modifikasi menyesuaikan dengan kondisi Indonesia. Dalam standar baku IFOAM telah menyiapakan sepuluh aspek pertanian organik.
Sepuluh aspek pertanian organik yang digunakan sebagai standar standar dasar ialah :
· Rekayasa genetika
· Produksi tanaman dan peternakan secara umum
· Produksi tanaman
· Peternakan
· Produksi akuakultur
· Pengelolaan dan penanganan makanan
· Pengolahan tekstil
· Pelabelan
· Kepedulian sosial
· Pengelolaan hutan
4. Perlunya Pertanian Organik
Ternyata petani memperhatikan kondisi ekosistem dan lingkungan, dengan dikembangkan metode budi daya dan pengolahan yang dianggap berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. System usaha tani yang dikembangkan didasarkan atas interaksi tanah, tanaman, ternak, manusia, ekosistem dan lingkungan. System tersebut secara langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur-ulang alami dari pada usaha merusak alam. System ini mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi pada sumber daya lokal yang tersedia. Petani tersebut disebut dikanal sebagai petani organik, dan menunjukkan pada dunia bahwa system usaha tani yang dikembangkan dapat dibedakan dari system pertanian yang lain, dari semua hal tersebut diatas, bersifat kompotitif dan mampu menyediakan hasil pertanian yang berkualitas dan menekan pengaruh sampingan.
Apabila hasil pertanian organik diolah, maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas hasil. Hal ini dapat dicapai dengan penanganan terpadu, membatasi pengolahan, teknologi hemat energy, dan membatasi pengguanaan bahan yang membahayakan (aditif) termasuk pewarna dan bahan pengolah lainnya. Pertanian organik akan banyak memberikan kontribusi pada lingkungan masa depan manusia.
5. Standar-Standar Dasar IFOAM
Standar dasar ini jangan dilihat sebagai pendapat akhir, tetapi merupakan hasil kemajuan yang memberikan kontribusi pada perkembangan pertanian organik diseluruh dunia. Standar dasar IFOAM tidak dapat digunakan begitu saja untuk tujuan sertifikasi, tetapi memberikan kerangka dasar ke seluruh dunia untuk menyusun program sertifikasi sesuai standar nasional dan regional.
Apabila hasil pertanian organik dijual dengan label organik, produsen dan pengolah hasil harus bekerja bedasarkan kerangka standar dasar dan sertifikasi yang dilaksanakan sesuai program nasional. Hal ini membutuhkan pengawasan dan sertifikasi secara berkesinambungan program semacam ini akan meyakinkan kredibilitas produk organik dan membantu menumbuhkan kepercayaan konsumen pada pertanian organik.
6. Proses Sertifikasi
Setelah dokumentasi yang diperlukan tersedia dan lengkap, operator bisa beranjak ke tahap selanjutnya yakni mengajukan permohonan sertifikasi kepada lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi dengan menyertakan lampiran berupa formulir pendaftaran dan pendataan dari lembaga sertifikasi yang mencakup identitas perusahaan dan data umum perusahaan serta rencana kerja jaminan mutu produk pangan organik. Kemudian lembaga sertifikasi akan mengkaji ulang permohonan untuk menjamin kecukupan program terhadap kecukupan elemen-elemen produk pangan organik, me-review kelengkapan permohonan sudah memenuhi syarat atau mungkin memenuhi syarat standar dan regulasi teknik. Bagi operator yang pernah mengajukan sertifikasi kepada lembaga sertifikasi lain dan ditolak sertifikasinya harus melampirkan dokumentasi tentang tindakan koreksi yang telah dilakukan. Lalu lembaga sertifikasi akan menyusun jadwal inspeksi lapangan untuk menetapkan apakah operator telah memenuhi kualifikasi untuk disertifikasi bilamana kaji ulang kelengkapan permohonan menunjukkan kegiatan operasi mungkin sesuai dengan persyaratan standar dan regulasi teknik. Setelah itu, kedua belah pihak mengkomunikasikan hasil kaji ulang.
7. Inspeksi lapangan
Lembaga sertifikasi harus melakukan inspeksi awal lapangan pada setiap unit produksi, fasilitas dan tempat lain yang memproduksi atau menangani produk organik dan yang mencakup dalam suatu operasi sesuai ruang lingkup yang diajukan untuk sertifikasi. Inspeksi lapangan harus dilaksanakan setiap tahun sesuai jadwal surveilen guna menetapkan kesesuaian terhadap regulasi teknik.
8. Pemberian Sertifikat
Lembaga sertifikasi harus segera mengkaji ulang laporan hasil inspeksi, hasil analisa substansi dan informasi lain dari operator. Jika lembaga sertifikasi menemukan bahwa dokumen penerapan jaminan mutu dan semua prosedur aktivitas operator telah sesuai dengan persyaratan dan operator mampu melaksanakan kegiatan sesuai dengan dokumen tersebut maka operator berhak mendapat sertifikat dari lembaga sertifikasi. Data-data yang diterbitkan dalam sertifikat produk pangan organik mencakup nama dan alamat unit kegiatan, tanggal berlakunya sertifikat, kategori kegiatan organik serta data-data lembaga sertifikasi. Masa berlaku sertifikat adalah 3 tahun sejak diterbitkan dan dapat diperpanjang sesuai aturan yang berlaku.
C. PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA: INVENTARISASI, KENDALA, PROSPEK, DAN STRATEGI PEMASYARAKATAN
Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan daur-ulang hara secara hayati. Daur-ulang dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Daur-ulang hara merupakan teknologi tradisional yang cukup lama dikenal sejalan dengan berkembangnya peradaban manusia terutama di daratan china. Pakar di barat menyebut sistem ini sebagai “hukum pengembalian (low of return)” yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk menggembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, dalam bentuk limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman.
Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah yang menyediakan makanan untuk tanaman, dan bukan memberi lansung pada tanaman. Strategi tanaman organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman. Dengan kata lain, unsur hara didaur-ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman.
Dalam era yang semakin maju, cukup banyak pengalaman di tingkat globalisasi yang dapat dikaji dan digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan pertanian alternatif termasuk pertanian organik. Pada saat ini, pengembangan pertanian alternatif bermanfaat untuk mrngatasi dampak kegiatan pertanian terhadap lingkungan. Makin banyak negara dan masyarakat yang bergerak memperkenalkan kembali dan men embangkan pertanian alternatif.
Dinegara yang sudah maju dan sangat memperhatikan masalah lingkungan, adanya residu kimia dalam bahan pangan yang nerasal dari pupuk kimia dan peptisida sintetik mendapatkan perhatian yang serius, sedangkan situasi di Indonesia sangat berbeda sama sekali.
Berdasarkan pengembangan pertanian alternatif di Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif.
1. Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian lahan basah dan lahan kering.
2. Memanfaatkan bermacam-macam jenis limbah sebagai sumber nutrisi tanaman.
3. Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari sapi, kambing, unggas, sebagai pupuk organik.
1. Masalah dalam Pertanian Organik
Sampai saat ini masih berkembang pemahaman yang keliru tentang pertanian organik:
· Biaya mahal
· Memerlukan banyak tenaga kerja
· Kembali pada sistem pertanian tradisional dan
· Produksi rendah
Beberapa hal yang menjadi kendala:
· Ketersedian bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak
· Transportasi mahal
· Menghadapi persaingan karena banyak orang yang menggunakan sistem organik
2. Peluang Pengembangan Pertanian Organik
Setiap orang kurang lebih mempunyai pandangan yang sama bahwa diperlukan usaha meningkatkan produktivitas lahan dan melaksanakan konservasi tanah dalam mengantisipasi kebutuhan pangan dan degradasi lahan yang semakin meningkat. Dalam melaksanakan program tersebut, ada beberapa peluang yang perlu diperhatikan.
a. Peningkatan biomassa – sebagai sumber utama masukan organic hanya mungkin dilaksanakan di daerah yang mempunyaicurah hujan cukup tinggi. Tetapi akan banyak mengahadapi kendala di daerah yang beriklim relative kering. Pengembangan jenis phon yang cepat tumbuh di sekitar lokasi dapat dimanfaatkan sebagai sumber untuk meningkatkan bahan organic.
b. Kompos yang diperkaya – bahan dasar pembuatan kompos dianeragamkan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia setempat. Metode yang telah diuji dan diperbaiki, termasuk teknologi yang dipakai atau yang lainnya. Perlu pengujian lebih jelas dan dimasyarakatkan untuk memperbaiki kualitas kompos.
c. Pupuk hayati – yang sudah dimasyarakatkan diperbesar produksinya untuk memberikan kesempatan yang lebih luas pada petani memanfaatkan pupuk hayati. Lebih sepadan mengembangkan pupuk hayati berdasarkan potensi mikroorganisme yang ada di Indonesia.
d. Pestisida hayati – cukup bahan dasar tumbuh-tumbuhan yang dapat dimafaatkan untuk perlindungan tanaman yang pada saat ini perhatian dan penggunaannya masih sangat terbatas. Hal ini membuka peluang lebih besar dalam menggali keragaman sumber daya hayati kita untuk dikembangkan menjadi pestisida hayati.
e. Pengetahuan/teknologi tradisional – meskipun cukup banyak teknologi tradisional yang telah berkembang terutama dalam menghasilkan tanaman, perlindungan tanman terhadap serangan hama dan penyakit, namun masih diperlukan usaha menggali kembali kearifan tradisional dangen tinjauan ilmiah dan mengembangkan teknologi yang akrab lingkungan. Masih cukup wiliyah Indonesia yang memerlukan perhatian.
3. Actor dan peranannya
Mengembangkan dan memasyarakatkan pertanian alternatif termasuk kompenen teknologinya akan melibatkan peranan banyak lembaga pemerintah dan non-pemerintah termasuk LSM. Pemasyarakatan pertanian alternative tidak mungkin hanya memberikan tanggung jawab pada satu lembaga saja. Sampai saat ini sector pertanian masih berkiblat pada usaha mempertahankan swasembada pangan yang ketergantungan pada teknologi modern cukup tinggi, sehingga teknolgi alternative belum mendapatkan tempat, bahkan dianggap teknolgi yang tidak realistic dan tradisional. Pengembangan pertanian alternative di Indonesia masih terbatas dan masih bersifat gerakan yang dilaksanakan atau dibina oleh swasembada masyarakat.
Apabila kita berusaha untuk mengembangkan pertanian organic, maka perlu diawali dengan inventarisasi kegiatan pertanian organic dan kegiatan pertanian lainnya yang belum tersentuh teknologi modern, termasuk actor sudah berperan dalam mengembangkan teknologi tersebut.
4. Kegunaan pertanian organic
Kegunaan budi daya organic pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negative yang timbulkan oleh budi daya kimiawi. Pupuk organic dan pupuk hayati mempunyai berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organic dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budi daya pertanian, sehingga merupakan sumber unsure hara makro dan mikro yang dapat dikatakan Cuma-Cuma. Pupuk organic dan pupuk hayati berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan.
Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia yang secara tradisional kehidupan ekonomi, social dan budaya berpusat pada pertanian, atau memperoleh inspirasi dari pertanian, maka pembangunan ekonomi untuk tinggal landas memang harus bertumpu pada pertanian. Industralisasi tidak mungkin berhasil kalau pertanian tidak lebih dulu dimajukan dan didinamiskan (Notohadiprawiro, 1993).
Beberapa hal yang mencakup kegunaan budi daya organic dalam meniadakan atau membatasi keburukan budi daya kimiawi dan kemungkinan resiko terhadap lingkungan , adalah:
a. Menghemat penggunaan hara tanah, berarti memperpanjang umur produktif tanah.
b. Melindungi tanah terhadap kerusakan karena erosi dan mencegah degradasi tanah karena kerusakan struktur tanah.
c. Tidak membahayakan kehidupan flora dan fauna tanah, bahkan dapat menyehatkannya, berarti mempunyai daya memelihara ekosistem tanah.
d. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, khususnya atas sumber daya air, karena zat-zat kimia yang terkandung berkadar rendah dan berbentuk senyawa yang tidak mudah larut.
e. Berharga murah karena pupuk organic terutama dihasilkan dari bahan-bahan yang tersediakan di dalam usaha tani itu sendiri dan pupuk hayati hanya diperlukan dalam jumlah yang relative sedikit, sehingga dapat menekan biaya produksi.merupakan teknologi berkemampuan ganda (sumber hara dan pembenah tanah), sehingga cocok sekali untuk diterapkan pada tanah-tanah berpersoalan ganda yang terdapat cukup luas terutama di luar pulau jawa.
Cukup banyak penelitian mapun praktek lansung yang telah dilakukan baik kalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentang peranan bahan organic terhadap produksi tanaman maupun produktivitas tanah. Penelitian dan praktek langsung telah dilaksanakan,mbaik secara murni hanya menggunakan bahan organic maupun yang dikombinasikan dengan pupuk kimia.
Meskipun system pertanian organic dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan banyak kepda penbangunan pertanian rakyat dan penjagaan linkungan hidup, termasuk konservasi sumber daya lahan, namun penerapannya tidak mudah dan akan banyak menghadapi kendala. Factor-faktor kebijkan umum dan sosio-politik sangat menentukan arah pengembangan system pertanian sebagai unsur pengembangan ekonomi (Notohadiprawiro, 1992).
5. Prospektif pertanian organic di Indonesia
Dalam penerapannya pertanian organikk banyak menghadapi kendala berupa keruahan pupuk organic, takarannya harus banyak, dan dapat menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organic dalam jumlah yang cukup. Misalnya, limbah panen digunakan untuk makanan ternak, jerami dapi diminati pabrik kertas, ampas tebu digunakan sendiri oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, sampah kota dan peemukiman digunakan untuk menimbun lahan yang rendah atau cekungan untuk memperluas lahan yang dipersiapkan untuk mendirikan bangunan terutama di kota-kota besar.
Pupuk hayati masih berada pada tahap awal pengembangan. Pada waktu ini keberhasilannya masih terbatas, kareana produksinya masih belum dapat memenuhi jumlah kebutuhan. Kita perlu meneladan Negara-negara yang lebih maju dan berkembang dalam mencapai kebutuhan pupuk hayati. Di Indonesia, kebijakan yang berlangsung belum memikirkan ke arah itu, kareana masih mementingkan dan mengunggulkan budi daya kimiawi. Bioteknologi yang menjadi dasar pengembangan pupuk hayati baru tahap awal pengembangan.
Pertanian organic belum dapat diterapkan secara murni mengingat cukup banyak kendala yang dihadapi. Pada awal tahp penerapan pertanian organic masih perlu dilengkapi pupuk mineral, teruatama pada tanah-tanah yang mskin hara. Pupuk kimia masih sangat diperlukan agar supaya takaran pupuk organic tidak terlalu banyak yang akan menyulitkan dalam pengelolaannya. Sejalan proses pembangunan kesuburan tanah menggunakan pupuk organic dan pupuk hayati, secara berangsur kebutuhan pupuk kimia yang berkadar hara tinggi dapat dikurangi.
6. Strategi pengembangan dan pemasyarakatan pertanian organic
Memperhatikan kondisi pembangunan pertanian yang sedang bejalan di Indonesia, usaha untuk meningkatakan kebutuhan pangan sejalan dengan meningkatnya penduduk dan kebutuhan untuk memperbaiki kesehatan tanah maka pada awal tahap pemasyarakatan pertanian organic mememrlukan strategi dengan cara memadukan beberapa komponen pertanian organic ke dalam teknologi konvesional yang sedang berjalan. Rekomedasi pelaksanan adalah sebagai berikut:
a. Teknologi pertanian konvesional tetap dilaksanakan terutama di wilayah yang mempunyai sarana dan prasarana pendukung.
b. Peluang pemasaran domestic produk organic yang meliputi tanaman sayauran, buah – buahan dan perkebunan perlu di indentifikasi.di samping itu,Perlu dijalani interaksi dan jarigan keja yang saling menguntungkan antara konsumen dan produsen untuk menjamin pemasaran produk organic secara berkesinambungan.
c. Praktek produksi pertanian berkelanjutan pada berbagai system usaha tani perlu dikembangkan dengan memperhatikan agroekosistemnya.
d. Diperlukan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan tanah dan perlindungan tanaman secara organic.
e. Diperlukan peninjauan kembali kebijakan pengunaan masukan bahan kimia pertanian terutama pestisida dan pupuk kimia yang tidak terkontrol sehinga berdampaknegatik terhadap lingkungan.
7. Langkah pengembangan pertanian organic
a. Sudah saatnya kita beralih kesistem budi daya yang menjamin berkelanjutan fungsi sumber daya tanah, aman bagi lingkungan dan meningkatkan kedudukan social ekonomi petani dan dapat memperbaikki masalah lapangan kerja pertanian.
b. Kita perlu menghidupkan kembali teknik – teknik becocok tanam yang telah di kenal petani secara turun – temurun yang merupakan peranian orgnic. Contoh teknik – teknik yang dilaksanakan petani : pendaur – ulang limbah pertanian, pemanfaatan pupuk kandang dan pupuk hiaju ,kopos.
c. Penyedian pupuk hijau dapat diatur melalui pergiliran tanaman dengan tanaman legum seperti kedelai atau kacang tanah. Dalam pergiliran tanaman dapat diatur satu pertanaman legum.
d. Bahan pembuat kompos, tidak hanya cara tardisional seperti jerami padi atau limbah pertanian lainnya.perlu dianjurkan juga yang belum dipergunakan seperti limbah jamur merang,sersah tebu,dan sampah kota.
e. Pada program kebersihan lingkungan dapat dipaduka dengan progam pengomposan yang berasal dari samapah pemukiman dan perkotaan.setelah dilakukan sortasi jenis sampah berdasarkan kemudahannya.
Pada langkah pengembangan pertanian organic secara dramatika telah mengubah pertanian menjadi sangat bagus untuk diterapkan kepada masyarakat atau petani di Indonesia, agar pertanian organic di Indonesia menjadi pertanian berkelanjutan, yang dapat merubah para petani yang dari menggunakan pupuk kimia beralih ke system organic.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pertanian organik bukanlah pertanian primitif. Pertanian organik merupakan suatu alternatif pertanian yang berwawasan lingkungan. Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat tercapai dengan cara menerapkan pertanian organik yang tentunya memperhatikan ekologi dan budaya setempat. Penggunaan bahan-bahan alami yang tidak mengandung residu yang berbahaya dapat menjadi suatu pedoman dalam usaha tani. Banyak cara yang menjadi alternatif dalam mengurangi dampak buruk dari penggunaan bahan kimia. Pemanfaatan limbah pertanian, kotoran ternak merupakan sedikit dari banyaknya alternatif dari sistem pertanian organik. Saat ini, produk rganik mulai dikenal masyarakat dan telah memiliki pasarnya sendiri. Masyarakat dunia pun mulai peduli akan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat. Walaupun terasa kurang efisien namun keefektifan untuk mencapai pembangunan pertanian berkelanjutan dapat ditempuh melalui kegiatan pertanian organik.
B. SARAN
Dibutuhkan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keefisienan pertanian organik untuk dilakukan,
Dapat mengangkat permasalahan mengenai pemasaran produk hasil pertanian organik,
Dapat mengetahui secara lebih mendalam mengenai keterkaitan pertanian organik dengan usaha pengembangan pertanian berkelanjuta.
Diharapkan masyarakat atau petani dapat menerapkan pertanian organic secara berkelanjutan
0 komentar:
Posting Komentar